Cokelat panas adalah minuman panas yang dibuat
dari cokelat atau kakao bubuk dan gula, dengan air atau
susu hangat. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa cokelat panas
menyehatkan karena antioksidan yang terkandung dalam kakao.[1][2] Sampai tahun
1800-an, cokelat
panas juga digunakan oleh dokter sebagai obat beberapa penyakit.
Minuman cokelat diyakini pertama kali dibuat oleh suku Maya sekitar
2.000 tahun yang lalu, dan minuman cokelat merupakan bagian penting budaya suku Aztek
pada 1400 Masehi.[3] Minuman ini menjadi populer di Eropa setelah dibawa dari
Meksiko ke Dunia Baru, dan telah banyak berubah sejak saat itu. Sekarang,
cokelat panas dapat ditemukan di seluruh dunia dalam berbagai jenis, misalnya cokelat
panas kental seperti cioccolata densa di Italia dan cokelat panas encer yang
biasa diminum di Amerika Serikat.
Cokelat terbuat dari biji
kakao,[4] dikeringkan dan sebagian difermentasi dari pohon kakao (Theobroma
cacao). Pohon kakao memiliki tinggi sekitar 4-8 m, ditemukan di
daerah pedalaman tropis Amerika. Studi baru menunjukkan bahwa tipe tanaman yang
ditemukan pertama kali datang dari lembah Amazon. Secara perlahan, kakao
disebarkan oleh manusia ke tempat-tempat lain di Amerika Selatan dan Tengah
untuk pertanian. Jenis lainnya juga telah ditemukan di wilayah yang sekarang
ini Venezuela. Nama ilmiahnya, theobroma, berarti "makanan para
dewa".[5] Buah kakao berbentuk oval, panjangnya
15-30 cm dan lebarnya 8-10 cm. Jika masak, warna kuning buah tersebut menjadi
oranye dan bobotnya sekitar 500 g.
Penggunaan pertama kakao yang diketahui adalah cokelat yang ditemukan dalam stoples
di situs Puerto Escondido di Honduras, diperkirakan digunakan sekitar 1100 SM.
Pada awal Periode Klasik (460-480 AD/CE), terdapat cangkir dengan tulisan Maya
tentang kakao pada bekas minuman coklat tua[6] di kuburan suku Maya dari Río
Azul, Guatemala. Orang Maya selalu meninggalkan jejak ketika membuat minuman coklat pertama mereka kira-kira lebih dari 2.000 tahun yang
lalu. Bahkan di Eropa,[7] minuman akan sangat berubah.
Untuk membuat minuman, orang Maya menggiling biji kakao
menjadi pasta dan mencampurnya dengan air, tepung jagung, Cabai, dan
rempah-rempah.[6] Mereka kemudian menuangkan minuman dengan membolak balikan
cangkir ke gelas sampai muncul busa. Minuman ini disajikan dingin.[6] Semua
kelas sosial Maya bisa minum, tetapi orang kaya akan minum coklat
dari tempat mewah atau cangkir.[8]
Pada tahun 1400-an, suku Aztek mengambil alih sebagian besar
Mesoamerika dan mengambil kakao ke dalam budaya mereka. Mereka mengaitkan
cokelat dengan Xochiquetzal, dewi kehamilan.[9] Mereka juga menggunakan minuman
coklat sebagai persembahan kepada dewa.[6] Jenis minuman Aztek adalah pahit dan
pedas, disebut xocolatl dan dibuat sangat mirip
dengan minuman
coklat Maya. Vanili, cabai, dan achiote
ditambahkan ke minuman,[8][6] diyakini untuk melawan kelelahan, karena
kandungan teobromina dapat meningkatkan suasana hati.[10] Karena kakao tidak
bisa tumbuh di Meksiko tengah dan harus dibawa ke kekaisaran, cokelat adalah sebuah
barang mewah di kekaisaran Aztec. Karena itulah, biji kakao digunakan sebagai uang.
Pertama kali orang Eropa melihat cokelat pada abad ke-16 ketika
Montezuma II (penguasa dari Aztek) menunjukkan xocolatl untuk Hernán Cortés,
seorang conquistador (penakluk) dari Spanyol.[6] Spanyol menyebutnya dengan
"chocolatl" dan minuman
dibuat dari dasar cokelat dengan vanili dan rempah-rempah lainnya serta disajikan
dingin.[11][12] Seluruh penguasa Montezuma dikatakan minum sekitar 2000 cangkir
xocolatl tiap hari, dimana 50 cangkir diminum oleh Kaisar Montezuma itu
sendiri.[8]
Karena gula tidak sampai ke Amerika,[6] xocolatl dikatakan
tidak seperti awalnya. Minuman terasa pedas dan pahit, tidak seperti cokelat
panas hari ini.[6] Xocolatl pertama kali dibuat hangat, sayangnya sumber tidak
diketahui kapan dan oleh siapa.[6][12] Namun, Jose de Acosta, seorang
misionaris Yesuit dari Spanyol yang tinggal di Peru dan kemudian Meksiko pada
akhir abad 16, menggambarkan xocolatl
sebagai minuman dengan rasa pahit dan disukai oleh banyak penduduk asli.